Selasa, 14 Mei 2013

Shalat sunnah (Hajat)



Shalat Sunnah Hajat.



  •   Shalat Hajat adalah shalat sunah yang dilakukan karena ada suatu hajat / keperluan, baik keperluan duniawi atau keperluan ukhrawi. Agar hajat di kabulkan Allah, banyak cara yang dilakukan diantaranya adalah berdoa dan shalat. Shalat Hajat merupakan cara yang lebih spesifik untuk memohon kepada Allah agar di kabulkan segala hajat, karena arti shalat secara bahasa adalah doa.
    Firman Allah : "Dan mintalah pertolonganlah ( kepada Allah ) dengan sabar dan shalat" ( Al Baqarah : 45 ).
    Cara Melaksakan Shalat Hajat :  
    Shalat hajat tidak mempunyai waktu tertentu, asal pada waktu yang tidak dilarang, misalnya setelah shalat Ashar atau setelah shalat Shubuh. Shalat hajat dilaksanakan dengan Munfarid ( tidak berjamaah ) minimal dua rokaat dan maksimal dua belas rakaat. Jika dilaksanakan pada malam hari maka setiap dua rakaat sekali salam dan jika dilaksanakan pada siang hari maka boleh empat rakaat dengan sekali salam dan seterusnya. Sabda Nabi saw : "Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat ( Shalat Hajat ) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat" ( HR.Ahmad ).
    • > Niat shalat Hajat di dalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram
    •   > "Aku niat shalat sunah hajat karena Allah"
    • > Membaca doa Iftitah
    • > Membaca surat al Fatihah
    • > Membaca salah satu surat di dalam al quran. Afadhalnya, rokaat pertama membaca surat al Ikhlas dan rakaat kedua membaca ayat kursi ( surat al Baqarah : 255 ).
    • > Ruku' sambil membaca Tasbih tiga kali
    • > I'tidal sambil membaca bacaannya
    • > Sujud yang pertama sambil membaca Tasbih tiga kali
    • > Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya.
    • > Sujud yang kedua sambil membaca Tasbih tiga kali.
    >         Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian  Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.Jika dilaksakan empat rakaat dengan satu salam maka setelah dua rakaat langsung berdiri tanpa memakai Tasyahhud awal, kemudian lanjutkan rokaat ke tiga dan ke empat, lalu Tasyhhud akhir setelah selesai membaca salam dua kali.
    >         Setelah selesai shalat Hajat bacalah zikir yang mudah dan berdoa sampaikan hajat yang kita inginkan kemudian mohon petunjuk kepada Allah agar tecapai segala hajatnya.


    Tambahan catatan :



    SETIAP manusia pasti memiliki kebutuhan dan keinginan, bahkan seringkali selalu ada dan tidak terbatas. Bagi yang beriman, segala kebutuhan, cita-cita, harapan, dan keinginan, tidaklah serta merta selalu ditempuh melalui jalan usaha secara praktis. Akan tetapi, ia akan terlebih dahulu mengadukannya kepada Allah Swt. sebab Dia adalah Zat Yang Mahakaya, dan memberi kepada yang memohon dan meminta kepada-Nya.
    Rasulullah saw pun setiap kali menghadapi kesulitan beliau selalu mengadukannya kepada Allah Swt melalui shalat. Karena shalat adalah jalan keluar bagi mereka yang memiliki kesulitan dan kebutuhan, juga sebagai media dimana seorang hamba mengadukan segala persoalan hidup yang dihadapinya.
    Dan shalat hajat, itulah yang akan menjadi ibadah dan sekaligus syariat bagi mereka yang sedang memiliki kebutuhan atau permasalahan, disamping ibadah dan amalan yaumiyah lainnya.
    “Dan mintalah pertolongan kepada Tuhanmu dengan melaksanakan shalat dan dengan sikap sabar,” (QS Al-Baqarah: 45).
    “Barangsiapa yang memunyai kebutuhan (hajat) kepada Allah atau salah seorang manusia dari anak-cucu adam, maka wudhulah dengan sebaik-baik wudhu. Kemudian shalat dua rakaat (shalat hajat), lalu memuji kepada Allah, mengucapkan salawat kepada Nabi saw Setelah itu, mengucapkan “Laa illah illallohul haliimul kariimu, subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim…” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
    Hajat secara harfiah artinya kebutuhan. Jika kita memiliki kebutuhan atau keinginan, Rasulullah menganjurkan kita untuk shalat yakni shalat hajat. Jadi, Shalat Hajat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika ia memiliki hajat atau kebutuhan tertentu dan ia ingin hajat tersebut dikabulkan oleh Allah Swt.
    Keutamaan shalat hajat dijelaskan oleh hadits Nabi SAW berikut ini.
    “Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat (Shalat Hajat) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat,” (HR Ahmad).
    Pada praktiknya shalat hajat ini sangat mudah dan bisa dilakukan pada siang hari atau malam, tidak seperti pada shalat-shalat lainnya secara umum. Misalnya, shalat dhuha hanya bisa dilakukan pada saat matahari terbit sampai datangnya waktu zuhur, atau shalat tahajud yang hanya bisa dilakukan pada malam hari. Shalat hajat dilakukan minimal 2 raka’at dan maksimal 12 raka’at dengan salam setiap 2 rakaat.
    Adapun niat Shalat hajat adalah:
    Ushallii sunnatal haajati rak’aataini lillaahi ta’aala.
    Artinya: “Aku berniat shalat hajat sunah hajat dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
    Dalam kitab Tajul Jamil lil ushul, dianjurkan setelah shalat hajat membaca istigfar 100x, seperti kalimat istigfar yang biasa atau membaca istigfar berikut:
    Astagfirullaha rabbi min kulli dzanbin wa atuubu ilaiih.
    Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Tuhanku, dari dosa-dosa, dan aku bertaubat kepada-Mu”
    Selesai membaca istigfar lalu membaca shalawat nabi 100x, yakni:

    Allahuma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin shalaatarridhaa wardha ‘an ashaabihir ridhar ridhaa.
    Artinya: “Ya Allah, beri karunia kesejahteraan atas jungjunan kami Muhammad, kesejahteraan yang diridhai, dan diridailah daripada sahabat-sahabat sekalian.”
    Setelah itu, mohonlah kepada Allah apa yang kita inginkan, diiringi dengan membaca doa berikut.
    Laa ilaha illallohul haliimul kariimu subhaanallohi robbul ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin. As `aluka muujibaati rohmatika wa ‘azaaima maghfirotika wal ghoniimata ming kulli birrin wassalaamata ming kulli itsmin. Laa tada’ lana dzanban illa ghofartahu walaa hamman illaa farojtahu walaa haajatan hiya laka ridhon illa qodhoitahaa yaa arhamar roohimiin.
    Artinya: “Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap kebaikan. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang.”
    Sumber referensi: rahmatmuntaha